Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Panduan Dakwah Sekolah karya Nugroho Widiyantoro, S.T. ini saya lupa mendapatkan link downloadnya dari blog mana, tapi semoga dapat membantu temen-temen aktivis dakwah sekolah untuk pengelolaan dakwah sekolah ^^
silahkan klik disini
Allaah selalu menyiapkan rencana yang indah untuk hambaNya dibalik ujian yang Dia berikan :)
Kamis, 07 Juli 2016
Jumat, 01 Januari 2016
Eksperimen Listrik Magnet: Pengaman Lebur Sekring
LAPORAN
EKSPLOR ALAT
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
Laboratorium Fisika Sekolah I
Dosen Pengampu: Irma Rahma Suwarma, S.Si., M. Pd.,
Ph. D.
disusun oleh:
Citra Septiani Lestari 1301067
Ida Rachmawati 1304275
Novia Suci Lestari 1304963
Sarah Nadaipah 1300699
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
BANDUNG
2015
PENGAMAN LEBUR/SEKRING
A. Judul
Pengaman Lebur atau Sekering
B. Tujuan
Mempelajari Cara Kerja Pengaman Lebur atau Sekring
C. Alat dan Bahan
No
|
Kode Alat
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1
|
KAL 60
|
Catu Daya
|
1 buah
|
2
|
KAL 98
|
Kabel Penghubung
|
1 buah
|
3
|
FLS 20.01
|
Papan Rangkaian
|
1 buah
|
4
|
FLS 20.02
|
Jembatan Penghubung
|
7 buah
|
5
|
FLS 20.04
|
Saklar satu kutub
|
1 buah
|
6
|
FLS 20.11
|
Jepit Steaker
|
1 buah
|
7
|
FLS 20.06
|
Pemegang Lampu
|
1 buah
|
8
|
KAL 70/063
|
Bola Lampu 6V, 3W
|
1 buah
|
9
|
FLS 20.29/124
|
Kawat besi, sekring
|
1 buah
|
10
|
|
Kertas
|
1 buah
|
D. Persiapan Percobaan
Keterangan :
1.
Memperiapkan peralatan sesuai dengan daftar alat/bahan
2. Menyusun alat seperti pada gambar diatas. Dengan catatan saklar masih dalam posisi terbuka
3.
Menghubungkan catu daya ke sumber tegangan
(alat masih dalam keadaan mati)
4.
Memilih tegangan pada catu daya (menyesuaikan dengan tegangan lampu).
5.
Menghubun rangkaian ke terminal catu daya ( dengan menggunakan kabel
penghubung)
6.
Memeriksa kembali rangkaian
E. Langkah-langkah Percobaan
a.
Keadaan Normal
1.
Menghidupkan catu daya. Tegangan awal yang diberikan sebesar 3V
2.
Menutup sakelar (menutup rangkaian)
3.
Mengamati keadaan lampu
4.
Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
5.
Mencatat pada waktu ke berapa kawat mulai panas atau terputus.
6.
Mengulangi langkah 1- 7 untuk tegangan
yang berbeda ( tegangan 6V dan 9V)
7.
Mengulangi langkah 1-8 untuk kawat
yang berbeda (kawat sakering, kawat tembaga)
b.
Keadaan Hubungan Pendek
1.
Menghidupkan catu daya. Tegangan awal yang diberikan sebesar 3V
2.
Menutup sakelar (menutup rangkaian)
3.
Mengamati keadaan lampu
4.
Membuat hubungan pendek pada rangkaian
dengan cara menghubungkan titik A
dan titik B dengan jembatan penghubung.
5.
Mengamati keadaan lampu dan sakering.
6.
Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
7.
Mencatat pada waktu ke berapa kawat mulai panas atau terputus.
8.
Mengulangi langkah 1- 7 untuk tegangan
yang berbeda ( tegangan 6V dan 9V)
9.
Mengulangi langkah 1-8 untuk kawat
yang berbeda (kawat sakering, kawat tembaga)
F. Data
a.
Keadaan Normal
No
|
Keadaan Rangkaian
|
Tegangan (volt)
|
Jenis Kawat
|
Keadaan Lampu
|
1
|
Keadaan Hubungan Normal
|
6
|
Besi
|
Menyala
|
2
|
9
|
Menyala
|
||
3
|
12
|
Menyala
|
||
4
|
6
|
Sakering
|
Menyala
|
|
5
|
9
|
Menyala
|
||
6
|
12
|
Menyala
|
||
7
|
6
|
Tembaga
|
Menyala
|
|
8
|
12
|
Menyala
|
b.
Keadaan Hubung Pendek
No
|
Keadaan Rangkaian
|
Tegangan (volt)
|
Jenis Kawat
|
Waktu (sekon)
|
Keadaan lampu
|
Keadaan Kawat
|
1
|
Hubung pendek
|
6
|
Besi
|
180
|
Tidak
Menyala
|
Hangat
|
2
|
9
|
180
|
Tidak
Menyala
|
Hangat
|
||
3
|
12
|
180
|
Tidak
Menyala
|
Hangat
|
||
4
|
6
|
Sakering
|
180
|
Tidak
Menyala
|
Panas
|
|
5
|
9
|
16
|
Tidak
Menyala
|
Terputus
|
||
6
|
12
|
1
|
Tidak
Menyala
|
Terputus
|
||
7
|
6
|
Tembaga
|
180
|
Tidak
Menyala
|
Hangat
|
|
8
|
12
|
180
|
Tidak
Menyala
|
Hangat
|
G. Analisis
Waktu yang diperlukan untuk melakukan percobaan
beserta pengambilan data adalah ±60 menit. Dimana waktu untuk mempersiapkan
alat 15 menit, kemudian pengambilan data 40 menit dan membereskan alat 5 menit.
a.
Pada saat rangkaian dalam keadaan normal, lampu menyala karena ada arus
yang mengalir ke lampu. Semakin besar tegangan yang diberikan maka nyala lampu
semkain terang. Hal ini sesuai dengan
bunyi hukum ohm bahwa, arus yang mengalir dalam suatu konduktor besarnya
berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatannya.
Lamu mempunyai hambatan, namun hambatannya cuku kecil sehingga arus masih bisa lewat dan lampu masih bisa
menyala.
b.
Pada saat rangkain dalam keadaan hubung pendek, lampu tidak menyala.
Karena, jenis rangkaian tersebut adalah rangkaian seri, jika dihubung pendek
maka arus yang mengalir pada lampu akan terputus. Panas atau tidaknya suatu
kawat penghantar, atau bahkan putus dipengaruhi oleh keadaan fisis kawat itu
sendiri. Seperti kawat besi dan kawat tembaga lebih tebal daripada kawat sakering. Hal ini berarti hambatannya
lebih besar. Sehingga pada saat arus mengalir melalui kawat-kawat tersebut
hanya akan menimbulkan hangat saja pada kawat besi dan tembaga. Hangat ini
disebabkan oleh sebagian energi listrik diubah menjadi energi panas, serta
secara mikroskopis didalam kawat tersebut terjadi tumbukan anatar elektron
dengan atom-atom. Berbeda hal nya dengan kawat sakering. Kawat sakering secara
fisis lebih tipis daripada kawat besi, sehingga kawat sakering memiliki
hambatan lebih kecil daripada kawat besi dan tembaga. Pada saat rangkaian
dihubung pendek, kawat sakering mula-mula merah membara kemudian terputus. Waktu
yang diperlukan untuk eksperimen ini adalah untuk siswa, kami berasusmi bahwa
mereka dapat menyelesaikan praktium ini dalam waktuKemungkinan penerapan pada
kehidupan sehari-hari instalasi listrik rumah tangga menggunakan Rangkaian
pararel. Kabel-kabel yang digunakan pada instalasi listrik rumah tangga adalah
kabel yang isinya kawat sakering. Ketika terjadi hubungan pendek, kawat
sakering terputus sendiri sehingga mencegah terjadinya kebakaran.
Referensi:
___.2008.Kumpulan Panduan Conoh-contoh Percobaan Fisika SMP.Pudak
Langganan:
Postingan (Atom)