Selasa, 22 Januari 2019

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMP-SMA MUTIARA UMMAH ISLAMIC BOARDING SCHOOL

Bismillaah Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Ayah bunda yang dirahmati Allah.

Alhamdulillah, Allah yang Maha Luas kasih sayang-Nya membuka jalan bagi kita semua untuk berjalan di jalan keyakinan, secara berjamaah, dan insyaAllah menjadi wasilah keberkahan

SMP-SMA Mutiara Ummah merupakan Sekolah Islam Modern  yg berlokasi strategis di kawasan Pendidikan Jatinangor-Sumedang.

Konsep  Pendidikan SMP-SMA  'Mutiara Ummah'  Islamic Boarding School Berbasis Akademik Unggulan yg dipadukan dgn Program Karantina Tahfidzul Quran 30 juz

Konsep pengasuhan dikelola secara profesional oleh tim pengasuh yg ramah dan santun.

Setiap santri akan mengikuti program pembinaan karakter dalam bentuk mentoring keislaman yg dibina oleh tim pembina yg handal

SMP-SMA MUTIARA UMMAH hadir, dengan Visi Mencetak generasi unggul yang berkarakter Qurani, pemimpin visioner, dan menjadi solusi permasalahan ummat

Untuk mencapai visi tersebut, maka kami membuka
Pendaftaran Peserta Didik Baru Jenjang SMP dan SMA Tahun Ajaran 2019/2020, dengan ketentuan sebagai berikut ;

Waktu Pendaftaran
Gel 1: 29 November 2018 s.d 26 Januari 2019 (diskon 40% uang pengembangan)

Tempat Pendaftaran
Kantor SMP-SMA MUIBS atau bisa melalui website www.mutiaraummah.sch.id

Biaya Pendaftaran
Rp. 500.000,- (Transfer)

Waktu Test calon santri dan wawancara orang tua
27 Januari 2019

Pengumuman Kelulusan
03 Februari 2019

Daftar Ulang
3 Februari - 2 Maret 2019

Materi Test
1. Matematika
2. IPA
3. PAI
4. B. Indonesia
5. Test psikotest
6. Test Al-Quran

Alur Pendaftaran
1. Mengisi form daftar online di website www.mutiaraummah.sch.id (bit.ly/pendaftaranmutu)
2. Membayar biaya pendaftaran Rp. 500.000,- ( Transfer) konfirmasi bukti pembayaran ke CP
3. Mengikuti pelaksanaan Test
4. Membayar biaya daftar ulang bagi yang dinyatakan LULUS sesuai batas waktu yang ditentukan
5. Mengikuti tes kesehatan

———————————————————
Pembayaran biaya pendaftaran via transfer ke Rekening  BNI Syariah no rekening 7779995534 Atas nama Yayasan Mutiara Ummah Indonesia

Info lebih lanjut ;
No HP/WA PSB SMP-SMA Mutiara Ummah :
082262317393 (Ustdh Okti)
085871653631 (Ustdh Ida)

Alamat SMP-SMA MUTIARA UMMAH Islamic Boarding School
Kp. Jatisari RT 06 RW 01 Desa Jatiroke kecamatan jatinangor Kab Sumedang, Jawa Barat 45363
Maps: https://goo.gl/maps/EkgzccaXV7G2

Rabu, 27 September 2017

Kontribusi



"Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kamu, 'Berangkatlah di jalan Allaah.' Kamu merasa berat dan ingin tinggal ditempatmu? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. 
Jika kamu tidak berangkat, niscaya Allaah akan menghukum kamu dengan azab yang pedih dan menggantikan kamu dengan kaum yg lain, dan kamu tidak akan merugikanNya sedikitpun. Dan Allaah Mahakuasa atas segala sesuatu. "
[Q.S. At Taubah: 38-39]


Ini adalah tentang kontribusi dalam barisan dakwah, yah sering kali kita (saya sih) terlalu sering menganggap remeh suatu kehadiran jika kita berpikir bukan sebagai pihak panitia disana, 'hanya' sebatas peserta. kita merasa tidak penting, tidak berpengaruh apa-apa mau hadir atau ngga, kita tidak akan berefek pada sukses tidaknya kegiatan tersebut jika datang atau tidak, sehingga seringkali berfikir untuk tidak hadir meski tidak ada kepentingan lain.


Padahal, jika kita kaji lagi mengenai perang tabuk, bahwa ketidakhadiran itu adalah salah satu perbuatan orang munafik pada zaman Rasulullaah, mereka mencari-cari alasan agar diizinkan tidak ikut berperang. lalu apa bedanya dengan kita yang juga selalu meminta izin pada murabbi tidak hadir liqo atau izin kepada qiyadah tidak hadir rapat karena banyak tugas? bukan kah sama dengan mereka yang mencari-cari uzur? mensyar'i-syar'ikan alasan? bukankah sama? yang digolongkan pada uzur syar'i itu hanya sakit, hujan besar, dan menikah. sakitpun adalah sakit yang menyebabkan kita tak bisa melakukan perjalanan.

mari bercermin, pada beberapa ayat selanjutnya pada QS. At Taubah: 44-47
44. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. 
45. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya. 
46. Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu." 
47. Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas-gegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antaramu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim. 

yaa, mari bercermin, apakah mungkin kelemahan tekad kita untuk hadir juga karena Allaah tidak menyukai kehadiran kita? aah sungguh menyesakkan jika memang benar demikian, apalagi yang bisa kita harapkan jika Sang Pemilik semesta tidak menyukai kontribusi kita. maka mari yuk, mulai sekarang kita azzamkan diri untuk tidak mencari-cari alasan dalam kontribusi yang sebenarnya bisa kita lakukan, kejarlah kontribusi itu meski hanya untuk hadir.

tulisan ini juga merupakan pengingat dan juga sebagai sarana penegur diri yang begitu mudahnya meminta izin ketidakhadiran :( semoga Allaah jaga diri kita untuk istiqomah dalam jalanNya. 


ingatlah untuk tidak pernah menyesal Allaah berikan kesempatan dalam memperjuangkan islam, karena itu adalah bentuk Rahmat yang Dia berikan untuk kita agar tidak jatuh terlalu dalam pada lubang kemaksiatan, meski kita masih suka melakukan kemaksiatan. 

"Seburuk apapun, sekeruh apapun kondisi kapal layar kita, jangan lah sekali2 mencoba untuk keluar dari kapal layar ini dan memutuskan berenang seorang diri...karena pasti kau akan kelelahan dan memutuskan menghentikan langkah yang pada akhirnya tenggelam disamudra kehidupan... 
Jika bersama dakwah saja...kau serapuh itu...bagaimana mungkin dengan seorang diri??" 


[Ust Rahmat Abdullah]

follow my instagram : @aiidarahmaa ^^

Menjadi orang aneh (Al-Ghuraba)


Menjadi aneh tidak selalu buruk. Bahkan bisa menjadi hal yang membuat kita beruntung.
Tapi tunggu.. Aneh yg seperti apa dulu? Aneh menurut orang2 yang senang akan keburukan.

Tak apa dipandang aneh memakai jilbab panjang nan lebar sederhana ketika rok mini, atau pakaian ketat begitu trend dimata para masyarakat 'modern'. 

Tak apa dipandang aneh oleh teman sekelas ketika menolak memberi jawaban ulangan padahal teman sekelas lain saling bekerjasama untuk mendapatkan nilai tinggi yang bukan haknya.

Tak apa dipandang aneh ketika yang lain sibuk bermain main dengan pacarnya dan kita malah men-single-kan diri karena ingin taat sama Rabb kita dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Tak apa dipandang aneh saat yang lain nongkrong mengisi waktu luang di kafe2 mahal dan kita malah sibuk rapat ngurusin program kerja organisasi atau sibuk berburu ilmu di ta'lim2. 

Tak apa apa, kata Rasulullaah kita akan termasuk orang yang beruntung jika kita berusaha melakukan perbaikan meski berada ditengah2 kerusakan manusia. 
Keep hamasah lillaah dan istiqomah 😊✊🔥
📷 @fadilahdian di mesjid Al Irsyad Kota Baru Parahyangan (2016)

#alghuraba #aneh #beruntung #kerusakan#perbaikan #islam #muslim #mentoring#aiidarahmaa :)

follow my instagram: @aiidarahmaa ^^

Secret Admirer

Pengagum rahasia. Aku akui itu adalah identitasku selama aku berseragam putih abu yang hanya aku sendiri yang tahu. Aku hanya seseorang yang berani memandangi punggungnya dari halaman kelasku yang berada di lantai dua, saat ia sedang bermain futsal, atau saat dia melintas bolak balik dari mushala sekolah ke kelasnya, atau saat dia hendak pulang dari kegiatannya di mushala sekolah. Jika kau tanya apakah aku berteman dengannya? Ah, berbicara dengannya langsung saja tidak pernah, bahkan kurasa dia tak pernah menyadari keberadanku. Jika kau tanya lagi, apa yang membuatku kagum? bisa jadi kau tertawa miris karena tidak memahaminya dan mendadak kau akan bertanya lagi kok bisa?
Aku tak mengenalnya secara langsung, tapi aku mengenalnya secara tidak langsung. Dari mana? Dari pembicaran rekan-rekan perempuanku di kelas yang lebih mengenalnya. Bisa dibilang dia bak selebriti sekolah di antara rekan-rekan perempuanku. Mereka setiap harinya selalu “menggunjingkan” kelebihan-kelebihannya. Tentang sosoknya yang gentle man, pintar, bahkan sholeh selalu terdengar olehku dari mereka yang seakan menggambarkan lelaki sempurna. Dan apa efeknya? Opini tentangnya tergambar jelas di memoriku, semakin mereka ceritakan, semakin tumbuh kekagumanku padanya yang bahkan tak pernah aku lihat. Ya konyol memang, dari sana aku tahu bahwa aku adalah tipe orang yang membangun opini terhadap seseorang dalam pikiranku itu dari opini yang orang lain ceritakan.
 Aku tak pernah tahu yang mana dia yang selalu diceritakan oleh rekanku, sampai akhirnya kami berada pada kegiatan yang sama. Saat itu semua peserta diharuskan untuk memperkenalkan diri. Dan pada detik itu setelah lebih dari satu semester aku mengaguminya, aku baru mengetahui siapa dia. Setelah tahu orangnya, justru pada waktu-waktu saat aku berada di sekolah dengan mudah aku ketahui keberadaannya jika dia ada di sekitarku, bahkan terlampau sering. Aah sungguh suatu hal yang menggangu ketenangan hatiku saat itu.
Loh mengapa menggangu? Bukankah senang jika kita dapat melihat orang yang kita kagumi? Bagi remaja kebanyak melihat seseorang yang dikagumi mungkin adalah suatu kebahagiaan, tapi tidak denganku saat itu yang sudah mengetahui untuk tidak pantas menuruti hawa nafsu untuk memandangnya. Aku sadar, rasa kagum yang muncul itu adalah ujian yang wajib dikelola agar tak menjadikan rasa tersebut sumber kemaksiatan.
Tapi aku pun sadar, rasa itu juga adalah rahmat yang Rabb kita berikan untuk pembelajaran hambaNya. Aku bersyukur disamping Allaah berikan ujian rasa, Allaah berikan juga aku lingkungan yang menuntunku belajar mengelola rasa itu agar tidak menjadi penyebab menuruti hawa nafsu, dan menjadi sarana belajar menjaga pandangan sebagai ketaatan kepadaNya. Ya meski namanya manusia tetap ada masa-masa ketika kita tak bisa mengendalikan hawa nafsu kita seperti apa yang sudah aku ceritakan di awal, haha.
Ya begitulah manusia, setiap momen jika kita bijak dan bisa mengambil hikmah dibaliknya, tak akan menjadi sia-sia atau terus menerus melakukan maksiat. aku hanya selalu ingat saat ada keinginan memandangnya kembali, mentorku memberi nasihat, “Kinan, jika kau terpikir untuk menunjukkan rasa kagummu pada seseorang ingatlah bahwa mengamankan diri dari fitnah jauh lebih mulia daripada menunjukkan hasrat meskipun itu adalah fitrah.”
Lalu bagaimana dengan akhir kisah kekagumanku itu? Hmmm.. kita tak pernah tahu skenario indah yang Allaah persiapkan untuk kita di masa depan nanti, maka berhusnudzanlah, dan simpan semua harapan hanya padaNya. Jangan pernah kau titipkan harapan pada makhlukNya, maka kau tak akan merasakan kekecewaan J

Bumi Allaah, 12 September 2017

cerita ini diikutsertakan dalam writng competition pre-evet kajian kelompok pelajar religi bandung pada bulan september 2017.
cerita ini semi fiksi, jika ada kesamaan karakter atau cerita  hal tersebut tidak disengaja oleh penulis :) jadi tolong jangan kebawa baper ya wkwk *peace ^^v
semoga dapat mengambil hikmahnya :)