Pakar psikologi Swiss terkenal yaitu
Jean Piaget (1896-1980) dalam buku Life Span Development: Perkembangan Masa
Hidup, oleh John W. Santrok pada tahun 2002, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia
kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran
mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru, karena informasi tambahan akan
menambah pemahaman mereka terhadap dunia.
Dalam
pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia
individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita
diterima oleh pikiran, kita melakukan pengorganisasian pengalaman-pengalaman
yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara
yaitu asimiliasi dan akomodasi.
Asimilasi
terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan
mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu
menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Seorang anak
7 tahun dihadapkan dengan palu dan paku untuk memasang gambar di dinding. Ia
mengetahui dari pengamatan bahwa palu adalah obyek yang harus dipegang dan
diayunkan untuk memukul paku. Dengan mengenal kedua benda ini, ia menyesuaikan
pemikirannya dengan pemikiran yang sudah ada (asimilasi). Akan tetapi karena
palu terlalu berat dan ia mengayunkannya dengan keras maka paku tersebut
bengkok, sehingga ia kemudian mengatur tekanan pukulannya. Penyesuaian
kemampuan untuk sedikit mengubah konsep disebut akomodasi.
Piaget
mengatakan bahwa kita melampui perkembangan melalui empat tahap dalam memahami
dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berpikir
yang berbeda. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
Tahap
sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun,
merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai
oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui
gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif oranglain dengan kata lain anak melihat sesuatu hanya dari sisi dirinya.
Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif oranglain dengan kata lain anak melihat sesuatu hanya dari sisi dirinya.
Animisme adalah
keyakinan bahwa obyek yang tidak bergerak memiliki kualiatas semacam kehidupan
dan dapat bertindak. Seperti sorang anak yang mengatakan, “Pohon itu
bergoyang-goyang mendorong daunnya dan daunnya jatuh.” Sedangkan Intuitif
adalah anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui
jawaban atas semua bentuk pertanyaan. Mereka mengatakan mengetahui sesuatu
tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional.
Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
Tahap
operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun,
merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada tahap ini, individu
melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara
abstrak dan lebih logis.
Sebagai
pemikiran yang abstrak, remaja mengembangkan gambaran keadaan yang
ideal. Mereka dapat berpikir seperti apakah orangtua yang ideal dan
membandingkan orangtua mereka dengan standar ideal yang mereka miliki. Mereka
mulai mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan bagi masa depan dan terkagum-kagum
terhadap apa yang mereka lakukan.
Perlu
diingat, bahwa pada setiap tahap tidak bisa berpindah ke ketahap berikutnya
bila tahap sebelumnya belum selesai dan setiap umur tidak bisa menjadi patokan
utama seseorang berada pada tahap tertentu karena tergantung dari ciri
perkembangan setiap individu yang bersangkutan. Bisa saja seorang anak akan
mengalami tahap praoperasional lebih lama dari pada anak yang lainnya sehingga
umur bukanlah patokan utama.
Sumber: http://www.psikologizone.com/teori-kognitif-psikologi-perkembangan-jean-piaget/06511234
Tidak ada komentar:
Posting Komentar