Sama halnya dengan pembangkit
listrik tenaga alternatif (air, udara, panas bumi, laut) atau konvensional
(bahan bakar fosil), yaitu untuk memutarkan turbin generator sehingga bisa
mengahsilkan GGL yang nanti disimpan dalam bentuk arus pada gardu-gardu listrik
dan dapat didistribusikan ke masyarakat. PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir) menggunakan reaksi fisi uranium
yang ditembakkan neutron sehingga
mengalami reaksi berantai yang menimbulkan panas. Panas tersebut digunakan
untuk menghasilkan uap air bertekanan tinggi yang kemudia uap tersebut
berfungsi untuk menggerakan turbin generator yang dapat menghasilkan listrik.
Berikut adalah
skema PLTN
Proses yang terjadi pada reaktor adalah
Apabila satu neutron tertangkap oleh
inti atom U-235, inti atom akan terbelah menjadi 2 atau 3 bagian. Energi yang
semula mengikat bagian-bagian tersebut diubah menjadi energi kinetik sehingga
mereka bergerak dalam kecepatan tinggi. Karena bagian-bagaian itu berada dalam
struktur kristal uranium maka gerakannya akan diperlambat. Dalam proses
perlambatan inilah energi kinetik dikonversi menjadi energi panas (energi
termal).
Energi termal pembelahan 1 kg U-235
murni sekitar 17 milyar kkal atau setara dengan energi termal yang dihasilkan
dari pembakaran 2,4 juta kg (2.400 ton) batubara. Selain bagian-bagian tersebut
reaksi pembelahan inti juga menghasilkan 2 atau 3 neutron yang dilepaskan
dengan kecepatan 10.000 km/detik. Neutron-neutron ini disebut neutron cepat
yang mampu bergerak bebas tanpa dirintangi oleh atom-atom uranium atau
atom-atom kelongsongnya. Agar mudah ditangkap oleh inti atom uranium agar menghasilkan
reaksi pembelahan, maka kecepatan neutron ini harus diperlambat. Zat yang dapat
memperlambat kecepatan neutron disebut moderator.
Panas yang dihasilkan dari reaksi
pembelahan didinginkan oleh air yang bertekanan 160 atm dan suhu 300'C secara
terus menerus dipompakan ke dalam reaktor melalui saluran pendingin reaktor.
Tidak hanya sebagai pendingin, air ini juga berfungsi sebagai moderator, yaitu
medium yang memperlambat neutron. Neutron cepat akan kehilangan energinya
selama menumbuk atom-atom hidrogen, setelah kecepatannya turun sampai 2000 m/s
atau sama dengan kecepatan molekul gas pada suhu 300'C barulah ia mampu
membelah inti atom U-235, neutron yang telah diperlambat ini disebut neutron
termal dan menyebabkan teriadinya reaksi berantai.
Reaksi berantai berlangsung dalam
waktu singkat dan menghasilkan energi dalam jumalah yang sangat besar. Agar
energi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan maka perlu adanya pengendalian
reaksi tersebut pada reaktor nuklir. Pengendalian dapat dilakukan dengan
menggunakan batang kendali yang mempunyai kemampuan menyerap neutron. Batang
kendali ini berbahan dasar Boron atau Cadmium yang mempunyai kemampuan untuk
menyerap neutron.
Proses pembangkit listrik tenaga nuklir ini tidak menimbulkan
polusi asap atau debu yang mengandung logam, atau CO2, SO2,
NO2 ke lingkungan. Limbah dari proses ini berupa zat radioaktif yang
merupakan elemen bahan bakar dalam bentuk padat, yang selanjutnya akan
mengalami pengolahan limbah zat radioaktif sebelum dibuang.
Disamping keuntungan besar yang didapatkan dengan reaksi nuklir
yaitu energi yang besar dan tapa polusi udara, terdapat hal lain yang lebih
mengerikan bagi kelangsungan hidup manusia disekitar jika terjadi kebocoran
pada reaktor nuklir. Kebocoran tersebut dapat menyebabkan ledakan yang
mengakibatkan tersebarnya zat radioaktif di lingkungan yang dengan mudah akan
disebarkan oleh udara ke tempat lain.
Referensi:
Batan. ____. Pengenalan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Tersedia: [Online] http://www.batan.go.id/kip/documents/PLTN.PDF [17 Desember 2015]
Batan. ____. Pemanfaatan
Radiasi Nuklir dan Radioisotop dalam Kehidupan Manusia. Tersedia: [Online] http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/3-1.htm [17
Desember 2015]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar